SIKLUS HIDUP SISTEM

SIKLUS HIDUP SISTEM

TEORI STAGE DARI NOLAN (NOLAN’S STAGE THORY)
Richard L. Nolan menjelaskan bagaimana tahapan aktivitas komputerisasi perusahaan berevolusi yaitu:
1. Permulaan : Komputer biasanya diinstal dan ditempatkan pada departemen accounting karena
disinilah sebagian besar aplikasi pemrosesan data dilakukan.
2. Penularan : Berita manfaat penggunaan computer tersebar ke seluruh organisasi. Aplikasi baru
dilakukan tanpa perencanaan menyeluruh dan banyak staf komputer untuk memenuhi
permintaan.
3. Pengontrolan : Manajemen tahu peningkatan biaya computer dan melakukan pengontrolan.
4. Integrasi : Sistem yang digunkan secara terpisah harus diintegrasikan agar data dapat mengalir dari
yang satu ke yang lainnya.
5. Administrasi Data : Software DBMS digunakan untuk mengelola sumber data.
6. Kematangan : Semua komponen CBIS utama telah diterapkan. Komite eksekutif melakukan kontrol
secara keseluruhan,terminal diinstal di seluruh perusahaan dan end‐user computing
dapat dilakukan.
KERITIKAN TERHADAP NOLAN
Model dari Nolan kemungkinan besar bukanlah merupakan instrument yang presisi, sehingga manager
perusahaan tidak dapat menggunakannya untuk mengukur kemajuan CBIS‐nya. Namun demikian, ia mengungkapkan
bahwa penggunaan komputr lebih canggih selama kurun waktu dan bahwa perusahaan harus dapat mencapai
tingkat kecanggihan tertentu dalam bidang pengontrolan, integrasi, dan administrasi data sebelum ia mempunyai
keinginan agar penggunaan komputernya mencapai kematangan.
SIKLUS HIDUP SISTEM
Siklus hidup system adalah deskripsi dari tugas implementasai yang akurat yang harus dilakukan. Polanya
didasarkan pada pendekatan system yaitu dengan memahmi apa yang akan dilakukan, mempertimbangkan
pemecahan alternative, menentukan yang terbaik, mengimplementasikannya, dan melakukan tindak lanjut.
Interpretasi siklus hidup ada empat fase yaitu
(1) fase perencanaan, yang merupakan tanggung jawab manajer, manajer mendefinisikan masalah yang akan
dipecahkan atau tujuan yang akan dicapai, dan spesialis informasi memberikan dukungan kepadanya dan
diperlukan pengontrolan atas proses yang dijalankan oleh spesialis informasi.
(2) Fase analisis dan disain adalah studi mengenai system yang dilakukan oleh analis system.
(3) Fase penimplementasian melibatkan semua spesialis informasi yang menyusun sumber yang diperlukan.
(4) Fase pengoprasian, spesialis informasi terutama operator, menjadikan sumber agar dapat digunakan oleh
pemakai.
TANGGUNG JAWAB TERHADAP PROYEK CBIS
Komite SIM
Tujuan steering committee (komite pengarah) adalah untuk memberikan pedoman pelaksanaan,
pengarahan, dan pengontrolan . Bila perusahaan menetapkan steering committee dengan tujuan untuk
mengarahkan penggunaan sumber komputerisasi perusahaan, maka biasanya akan digunakan istilah SIM committee
(komite SIM). Fungsi dari komite SIM adalah untuk menetapkan kebijaksanaan guna untuk memastikan dukungan
komputer terhadap tujuan perusahaan, juga memberikan pengontrolan fiskal dengan cara bertindak sebagai yang
berwenang member persetujuan untuk pemintaan dana yang ada kaitannya dengan computer dan mengatasi
konflik yang berhubungan dengan proiritas penggunaan computer, yang muncul dalam perusahaan.
TEAM PROYEK
Tanggung jawab dari team proyek adalah untuk mengimplementasikan system tertentu untuk memenuhi
kebutuhan perorangan atau kelompok dalam organisasi.
DASAR PERENCANAAN CBIS
MANFAAT DARI PERENCANAAN PROYEK CBIS
1. Mendefinisikan lingkup proyek: membantu estimasi awal dalam menentukan skala sumber yang dibutuhkan.
2. Mengetahui bidang masalah yang potensial: dapat mengetahui hal yang mungkin akan mengalami masalah,
sehingga dapat mencegahnya.
3. Mengatur urutan tugas: disusun dalam urutan yang logis berdasarkan prioritas informasi dan keperluan
efisiensi.
4. Memberikan dasar pengontrolan: sebelumnya tiap team proyek harus mendefinisikan apa yang perlu
dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, dan kapan pekerjaan itu akan dilakukan. Tim menyampaikan ini
pada komite SIM, sehingga komite dapat melakukan pengontrolan seluruh proyek tersebut.
Dua cara perencanaan alternatif untuk melakukan proyek CBIS adalah
1. Objective orientation (orientasi tujuan) digunakan bila CBIS gagal dilakukan.
2. Problem orientation (orientasi masalah) digunakan system yang telah ada hanya perlu dimodifikasi agar
dapat menangani masalah lebih baik
FASE PERENCANAAN
1. MENGENALI MASALAH
CBIS yang diprakarsai eksekutif memiliki dua karakteristik yaitu, mempunyai cakupan yang luas dan
berpengaruh terhadap tampilan jangka panjang perusahaan.Permintaan pelaksanaan proyek CBIS berasala dari
manajer tingkat bawah. Karena tiap hari mereka berhubungan dengan system mereka, sehingga lebih tau
kesulitan dan peluang yang ada.Spesialis informasi bekerja di balik layar, sehingga tidak mengetahuai adanya
masalah pada proyek CBIS. Sehingga ia membutuhkan bantuan dari orang lain yang mengetahui adanya masalah.
2. MENDEFINISIKAN MASALAH
Manajer hanya perlu mengidentifikasi dimana masalah itu berada dan apa kesalahan umumnya lalu
mencari pemecahannya. JIka manajer tidak ingin melakukan end‐user computing, maka ia meminta bantuan
kepada spesialis informasi.
3. MENYUSUN TUJUAN SISTEM
Tujuan dari sebuah system adalah untuk menentukan kebutuhan informasi. Dan ahirnya informasi
tersebut menentukan kriteria penampilan CBIS yaitu standart penampilannya.
4. MENGIDENTIFIKASI KEADAAN SISTEM
CBIS akan beroprasi jika banyak kendala.Beberapa kendala tersebut diakibatkan oleh lingkungan luar.
Sebaiknya semua kendala diidentifikasi sebelum pekerjaan CBIS dimulai. Agar, disain CBIS bias diarahkan untuk
mengatasi kendala tersebut.
5. MELAKUKAN STUDI KELAYAKAN
Analis system mengumpulkan informasi untuk melakukan studi kelayakan. Sehingga manajer dapat
memecahkan masalah yang telah didefinisikan atau mencapia tujuan yang diinginkan.
Lima dimensi kelayakan proyek:
• Teknis : computer dapat mekalukan proses yang diperlukan.
• Ekonomis : Sistem dapat diatur secara ekonomis.
• Resmi
• Oprasional : system akan dan dapat menerima dukungan dari user.
• Terjadwal : untuk mengimplementasikan system tidak ada kendala waktu.
6. MEMBUAT PROPOSAL PROYEK STUDI
Studi system akan memberikan dasar yang lengkap untuk disain system baru, mengenai apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Proposal proyek studi terdiri dari:
Bagian 1‐3 pendahuluan, masalah, tujuan, dan kendala.
Bagian 4 menjelaskan kemungkinan pemecahan masalah dalam sistem dan alternatif.
Bagian 5 penjelasan lebih mendetail alernatif yang cocok pada suatu keadaan tertentu.
Bagian 6 menjelaskan pengaruh positif dan negatif sistem pada suatu perusahaan.
Bagian 7 menggambarkan rencana implementasi umum.
Bagian 8 mengidentifikasi tugas pelaksanaan studi dan dana yang dibutuhkan.
7. MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI PROYEK STUDI
8. MENETAPKAN MEKANISME PENGONTROLAN
Pengontrolan proyek dilakukan agar dapat dipastikan bahwa biaya dan waktu memadai. Pengontrolan
proyek meliputi spesifikasi apa yang perlu dilakukan, siapa yang akan melakukannya, dan kapan
pelaksanaannya.
1. Apa yang perlu dilakukan Komite SIM menggunakan studi kelayakan untu mengidentifikasi pekerjaan yang
akan dijdankan oleh CBIS.
2. Siapa yang akan melakukannya CIO, yang mewakili komite SIM, selanjutnya memutuskan siapa yang akan
melakukan tiap‐tiap pekerjaan subsistem.Spesifikasi disain umum mengidentifikasi jenis pekerja yang
dibutuhkan.
3. Kapan pekerjaan akan dilakukan Pengetahuan mengenai tugas dan siapa yang akan melakukannya telah
diketahui. Hal ini memungkinkan CIO bisa memperkirakan jumlah waktu yang akan digunakan untuk
rnelakukan pekerjaan tersebut.
FASE ANALISIS DAN DISAIN
1. Mengumumkan Proyek Studi
Jika perusahaan mengimplementasikan jenis aplikasi kornputer yang baru, maka manajemen harm bisa
meredakan kekhawatiran para pekerja. Cara terbaik untuk menghilangkan kekhawatiran mereka adalah
dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh komputer.
2. Staf Untuk Proyek Studi
Team atau beberapa team proyek yang akan melakukan studi sistem diatur nmatau disusun. Sebuah
team terbentuk atas para pemakai dan satu analis sistem atau lebih.
3. Mendefinisikan Keperluan Informasi
Analis harus mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan informasi dari pemakai. Analis tersebut adalah
dengan melakukan :
• Interview Perorangan
• Obeservasi
• Pencarian Record
• Survey
4. Mendefinisikan Kriteria Penampilan Sistem
Bila kebutuhan informasi untuk rnanajer telah didefinisikan, maka sekarang dimungkinkan untuk
menentukan dengan tepat apa yang hams dilakukan CBIS. Ini adalah kriteria penampilan yang telah
dinyatakan secara umum pada waktu fase perencanaan.
5. Merancang Subsistem Secara lengkap
Dalam merancang subsistem secara lengkap, analis menggunakan alat dokumentasi yang dijelaskan dalam
lampiran. Kombinasi alat yang baik terdiri atas .
(1) diagram arus data untuk mendokumentasikan pemrosesan dengan cara yang ringkas
(2) bahasa Inggris terstruktur untuk mendokumentasikan pemrosesan secara lengkap
(3) kamus data untuk mendokumentasikan data.
6. Mengidentifikasi Konfigurasi Peralatan Alternatif
Tugas berikutnya bagi analis adalah menentukan konfigurasi peralatan komputerisasi, yang akan
memungkinkan program dapat menjalankan pernrosesan dengan cara yang efisien. Penentuan atau pemilihan
ini adalah proses yang urut, yang dimulai deilgan pengidentiftkasian berbagai macarn kombinasi pefalatan yang
dapat menjalankan tiap program.
7. Mengevaluasi Konfigurasi Alternatif
Analis, yang bekerja sarna dengan manajer, mengevaluasi tiga alternatif entri pesanan. Salah satu yang
terpilih adalah yang paling cocok bagi subsistem dalarn mencapai tujuannya. Namun ia mempunyai
kendala. Subsistem yang lain dievaluasi dengan cara 'yang sama. Di sini analis dan manajer mengidentifikasi
konfigurasi terbaiknya. Kemudian, mereka harus mempertimbangkan semua subsistem secara bersamasama
untuk rnengidentifikasi sebuah konfigurasi yang dapat rnemberikan dukungan terbaik bagi sistem
secara keseluruhan.
8. Menentukan Konfigurasi Yang Terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mengatur kombinasi peralatan, sehingga semua
subsistem akan sesuai dengan satu konfigurasi. Sebagai contoh, input OCR munglun diganti dengan input
terminal CRT untuk subsistem inventarisasi dan account receivable. Bila hal ini telah dilakukan, analis
membuat rekomendasi kepada manajer untuk persetujuan. Jika konfigurasi tersebut tidak dapat diterima,
analis rnelanjutkan pekerjaannya bersarna manajer sarnpai dicapai kesepakatan. Bila manajer telah
menyetujui konfigurasi yang telah dibuat, maka konfigurasi tersebut dimintakan persetujuan kepada
komite SIM.
9. Membuat Proposal Proyek Pengimplementasian
Sebelum manajer mengalokasikan dana tambahan untuk menutup biaya pada fase pengimplementasian,
analis harus melakukan pengaturan yang akan dilakukan. Analisis membuat implementation project proposal
(proposal proyek pengimplementasian) yang memberikan kerangka bagi pekerjaan yang akan dilakukan,
keuntungan yang diharapkan, dan biaya.
10.Menyetujui atau Tidak Menyetujui Proyek Pengimplementasian
Selama pelaksanaan studi sistem, CIO terus memberikan informasi kemajuan kepada kornite SIM, dan ia
meminta saran kepada komite bila muncul pertanyaan yang sangat penting. Hasil dari situasi yang sehat ini
datang ketika kornite menyetujui atau tidak menyetujui proyek pengimplementasian. Komite meninjau kembali
proposal yang dibuat atas bantuannya.
11.Melengkapi Dokumentasi Sistem
Adanya kesetujuan terhadap pengimplementasian menunjukkan bahwa usaha analisis dan disain berhasil.
Langkah terakhir adalah melengkapi dokumentasi yang memberikan hubungan komunikasi kepada fase
implementasi.
FILE IMPLEMENTASI
1. MERENCANAKAN IMPLEMENTASI
Mekanisme pengontrolan ditetapkan pada akhir fase perenCanaan dalam bentuk grafik atau diagram
jaringan. Mekanisme pengontrolan terus diperbaharui dan dibuat lebih lengkap. Manajer dan spesialis informasi
mempunyai pengetahuan tertentu mengenai desain sistem, dan mereka bisa menggunakan pengetahuan
tersebut untuk mengembangkan rencana implementasi yang sangat lengkap atau detail agar sistem yang baru
bisa digunakan.
2. MENGUMUMKAN PROYEK IMPLEMENTASI
Proyek Implementasi diumumkan kepada para pekerja seperti cara mengumumkan studi sistem.
Tujuannya untuk menghilangkan kekhawatiran kekhawatiran para pekerja. Tujuan lainnya, yaitu meminta
dukungan dari para pekerja. Banyak pekerja yang akan terlibat dengan pengimplementasian tersebut, dan
dibutuhkan ketja sama dari mereka.
3. MENGORGANISIR STAFF PELAYANAN INFORMASI
Selagi bidang administrasi komunikasi data dan database mengembangkan desain, maka dilakukan
usaha perekrutan dan training untuk mendapatkan staf pemrograman sesuai dengan kebutuhan jumlah dan
keterampilan yang direncanakan. Sekarang, programmer dimasukkan ke dalam team proyek.
4. MENENTUKAN KOMPUTER
• Meminta Proposal, desain system harus bisa dilihat oleh pemasok. Yang menawarkan berbagai jenis
peralatan komputerisasi, dimana berisi konfigurasi yang telah di setujui. Dan setip pemasok harus di beri
request for proposal(RFP). RFP bertugas meringkas bagian dari proposal study system dan proposal proyek.
Paket dokumentasi program yang diseertakan RFP berisisi deskripsi yang detail mengenai tiap program,
kaitannya dengan input, proses utama dan output.
• Proposal dari pemasok
Jika pemasok ingin mendapatkan pesanan, maka ia harus membuat proposal yang menjelaskan sejauh mana
peralatannya dapat memenuhi kriteria penampilan yang sebagain besarnya proposal tertulis Beberapa
proposal hanya berbentuk surat, sedangkan proposal yang lain bisa bersifat sangat lengkap.
• Pemilihan pemasok
Salah satu cara perusahan mengetahui apakah kriteria penampilan memenuhi sistem adalah dengan
menetapkan benchmark problem (masalah benchmark / yang bisa menunjukkan tingkat penilaian) bagi tiap
pemasok untuk dipecahkan dengan hardaware yang diajukannya. Dan penggunaan masalah benchmark bisa
menentukan tingkat pemilihan pemasok.
5. MEMBUAT PERPUSTAKAAN SOFTWARE
Bila perusahaan memutuskan untuk membuat sendiri software aplikasinya, maka programmer menggunakan
dokumentasi yang dibuat oleh analis sistem sebagai point awal. Programmer mungkin akan membuat
dokumentasi yang lebih detail; misalnya deskripsi bahasa Inggris terstruktur dan deskripsi kamus data.
Pengkodean dilakukan dan program diuji. Hasil dari semua ini adalah perpustakaan software yang berisi
program aplikasi.
6. MEMBUAT DATABASE
Tingkat kesulitan pembuatan database jika (1) pemisahaan sedang melakukan perubahan dari sistem file
manual menjadi sistem dengan media komputer, (2) file tersebut jumlahnya besar, (3) file tersebut berisi
data yang sangat lama. dan (4) beberapa data belum diurus pada waktu lalu. Administrator database (DBA)
bertanggung jawab atas semua fase aktivitas database. Bila skema database telah dibuat maka DBA dapat
memberikan pedoman pemilihan DBMS kepada komite SIM mengenai DBMS mana yang terbaik, dan
selanjutnya komite membuat keputusan. Bila keputusan ini telah dibuat, DBA melakukan pembuatan
database dan memberikan training kepada pemakai.
7. MENDIDIK PESERTA DAN PEMAKAI
• Pendidikan internal :
Para pekerja di tingkat operasional harus mempelajari cara melakukan tugas pengarsipan form,
pengoperasian terminal, dan penggunaan output. Manajer harus memahami peranan departemennya
dalam sistem baru, mengetahui arus data dan informasi yang menghubungkan departemen, mengetahui
cara menggunakan sistem tersebut.
• Pendidikan Lingkungan
Pemasok dan pelanggan umumnya perIu lebih banyak informasi mengenai sistem baru tersebut dari
pada anggota lingkungan yang lain. Pendidikan ini dapat dilakukan oleh anggota dari departemen
hubungan industri perusahaan, yang dibantu oleh staf pelayanan informasi. Orang‐orang yang perIu
disertakan dalam pendidlkan dan jenis pendidikan yang dibutuhkan harus diidentifikasi pada awal siklus
hidup sistem tersebut. Kemudian, program pendidikan dapat dijadwalkan pada waktu yang tepat
sebelum bahan yang dipelajari tersebut diterapkan.
8. MEMBUAT FASILITAS FISIK
Pekerjaan yang diperlukan untuk membuat fasilitas fisik guna menempatkan komputer tergantung
pada jumlah dan jenis hardware yang diperlukan. Bila hanya akan menginstal beberapa unit tambahan, maka
mungkin mereka dapat ditempatkan dalam area yang telah ada.
9. MENGGANTI DENGAN SISTEM YANG BARU
Proses penghentian penggunaan sistem lama dan memulai penggunaan sistem baru disebut cutover. Ada
tiga cara pokok, yaitu
• Segera : Cara yang paling sederhana adalah dengan mengubah sistem lama menjadi sistem baru pada
hari yang telah ditentukan
• Bertahap : Jika keseluruhan sistem tidak dapat diubah sekaligus, maka ia dapat dibagi ke dalam
subsistem dan mengubah tiap subsistem pada waktu yang berlainan.
• Paralel : Sistem yang lama masih terus digunakan sampai sistem yang baru secara penuh dapat
dioperasikan. Cara ini memberikan keamanan yang tinggi dalam penjagaan kegagalan, namun biayanya
paling mahal, sebab ada dua set sumber yang harus dipelihara. Keuntungannya adalah bahwa dengan
cara ini masalah yang ada dalam sistem baru sepenuhnya dapat ditiadakan dengan menggunakan data
hidup, sebelum sistem yang lama dilepas. Bila penggantian ini telah berhasil diselesaikan, maka
dimulailah fase operasi.
FASE OPERASI
Sesudah penggantian, yaitu jika sistem baru sudah terpasang, maka dilakukanlah post implementation
review (tinjauan post‐implementasi) untuk mengevaluasi sejauh mana sistem tersebut memenuhi kriteria
penampilan. Tinjauan (review) ini diulangi terus, mungkin secara tahunan, sepanjang kehidupan operasi sistem
tersebut.
PENGARUH YANG BARU PADA SIKLUS HIDUP SISTEM
Siklus hidup sistem bersifat sangat tradisional. Semua perencanaan dilakukan, diikuti dengan semua analisis, dan
kemudian semua disain, dan seternsnya. Akhir‐akhir ini ada dua inovasi dalam pengembangan sistem yang
mempunyai pengaruh atas cara tradisional tersebut. Pengaruh tersebut adalah prototyping dan CASE.
PROTOTYPING
Prototip memberikan ide mengenai bagaimana sistem dalam bentuk lengkapnya nanti akan berfungsi. Proses
pembuatan prototip disebut prototyping, dan hal ini paling cocok diterapkan untuk situasi dimana pemakai tidak
mengetahui sepenuhnya mengenai apa yang ia inginkan. Dengan adanya prototip, pemakai lebih dapat
mengetahui kemungkinan yang ada, dan dengan adanya pemahaman yang lebih baik ini, ia dapat memicu
spesifikasi yang lebih tepat.
Langkah prototyping
1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai : Hal ini dapat dilakukan oleh analis sistem, terutama dengan
cam interview perorangan.
2. Mengembangkan prototip: Analis sistem dan programmer menggunakan alat untuk pembuatan
prototip, misalnya 4GL, DBMS, spreadsheet elektronik, dan bahasa pemodelan.
3. Mengevaluasi prototip: Analis dan programmer memberitahu pemakai dalam menggunakan prototip
dan memberi kesempatan pada pemakai untuk mengenal sistem ini.
4. Menentukan apakah prototip tersebut dapat diterima: Pemakai membeii. masukan kepada analis
dan programmer apakah prototip tersebut memuaskan atau tidak. Jika ya, maka dilanjutkan Langkah
6, dan jika tidak, maka dilakukan Langkah 5
5. Merevisi prototip: Analis dan programmer mengubah prototip tersebut sesuai dengan saran dari
pemakai. Prototip yang telah direvisi dikemukakan lagi kepada pemakai, dan diulangi lagi Langkah 3
dan 4.
6. Menggunakan prototip atau menggantinya dengan sistem operasional: Dalam situasi dimana
prototip berisi semua elemen yang dikehendaki, maka prototip tersebut menjadi sistem operasional.
Dalam situasi dimana prototip hanyalah merupakan shell dari sistem yang diperlukan yang tidak
memenuhi elemen yang dikehendaki, makaprototip tersebut akan berfungsi sebagai blueprint dari
sistem operasi.
Daya Tarik Prototyping. Pada tahun 1989, dua orang konsultan yaitu J.M. Carey dan J.D Curry melakukan
survey kepada 90 perusahaan dar berbagai jenis untuk mempelajari pelaksanaan prototyping mereka. Mereka
menemukan enam daya tarik, seperti disebutkan di bawah ini (menurut tingkat frekuensinya):
1. Keterlibatan pemakai yang lebih baik
2. Pendefinisian keperluan yang lebih baik
3. Dapat pekerja dengan lebih cepat
4. Perancangan proses online
5. Penentuan kelayakan proyek
6. Pengujian teknologi dan alat yang baru
Kesulitan Pelaksanaan Prototyping. Careay dan Currey juga menemukan kesulitan dalam pelaksanaan cara
prototyping. Berdasarkan urutan rankingnya, kesulitan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pengontrolan atas wilayah proyek
2. Pengelolalan perubahan terhadap sistem
3. Kurangnya pedoman yang baku
4. Tidak cukupnya kontrol pengembangan
5. Tidak cukupnya kontrol aplikasi
6. Kurangnya dokumentasi
7. Ketidakmampuan menggunakannya sebagai sistem operasional
8. Tak ada daftar pekerjaan yang baku
9. Penyimpangan arah end‐user
Prototyping dan Siklus Hidup Sistem. Beberapa ketidaksepakatan mengenai apakah prototyping dapat
digabungkan dengan siklus hidup sistem muncul. Beberapa yang mempunyai kewenangan yakiIi bahwa siklus
hidup telah sepenuhnya diganti. Menurut pendapat kita, prototyping dapat mengganti siklus hidup jangka
pendek dari subsistem dalam CBIS, seperti DSS dan expert system, namun ia tidak mengganti I siklus hidup untuk
CBIS secara keseluruhan.
CASE
Spesialis informasi tugasnya adalah mencari cara baru untuk menerapkan komputer. Suatu area yang telah
nampak seperti target yang diinginkan adalah tujuan dari ketja spesialis dalam mengembangkan CBIS. Analis sistem
menggunakan sebagian besar waktunya untuk mendokumentasi, dan programmer serta DBA juga menggunakan
sebagian besar waktunya untuk menjalankan produknya. Selama akhir tabun 1980‐an, peketjaan bidang ini
menghasilkan sejumlah besar alat pengembangan sistem berdasarkan komputer yang tersebar di pasaran. Istilah
CASE (computer‐aided software engineering), digunakan untuk menjelaskan alat tersebut. Software engineering
(teknik software) adaIah proses pembuatan dokumentasi dan software secara evolusioner, proses siklus hidup yang
dikelola untuk mencapai tujuan tertentu.
Kategori Alat. Alat CASE telah dikembangkan penggunaannya dalam perencanaan, anaIisis, disain, dan implementasi.
Sebagian besar aktivitasnya terjadi pada area disain dan anaIisis, dimana alat seperti KnowledgeWare's lEW
(Information Engineering Workbench) dan Index Technology's EXCELERATOR terutama digunakan untuk
menggambar DFD dan membuat deskripsi kamus data. Alat analisis dan disain ini disebut alat front‐end atau upper‐
CASE. Aktivitas lainnya ditujukan pada fase pengimplementasian, dimana alat seperti KnowledgeWare's Gamma dan
Pansophic System's Telon digunakan untuk menghasilkan kode komputer. Istilah back‐end dan lower‐CASE
digunakan untuk mendeskripsikan alat implementasi ini. Sebagian kecil aktivitas ditujukan pada fase perencanaan,
namun alat CASE, Texas Instrument's IEF (Information Engineering Facility), dapat digunakan untuk perencanaan,
anaIisis, disain, dan implementasi.
Keuntungan Menggunakan CASE. CASE adaIah aIat yang sangat baru, sehingga perusahaan belum dapat melihat
bukti produktivitasnya seperti yang diharapkan. Namun, yang dilihat perusahaan hanyalah perpindahan fase muatan
kerja dari fase dalam siklus hidup sistem menjadi fase baru. Dengan menyediakan waktu lebih banyak pada fase
perencanaan, anaIisis dan disain, perusahaan dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk tahap
pengimplementasian. Perusahaan percaya bahwa ia akan dapat menghemat waktunya selama fase operasi karena
pemeliharaan sistem lebih mudah.
0 Responses